Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Skema Power Supply CT dan Non CT Terlengkap

Power supply menjadi salah satu alat elektronik yang memiliki fungsi penting dan dilengkapi dengan spesifikasi berbeda-beda. Tidak heran kenapa banyak orang yang mencari kumpulan skema power supply CT dan non CT untuk keperluan merakit power supply sederhana dengan mengikuti skema diagram yang ada.

Dibawah ini terdapat beberapa skema rangkaian power supply campuran menggunakan trafo CT dan non CT dengan berbagai komponen pendukung yang bervariasi. Download kumpulan skemanya secara gratis dibawah ini:

Kumpulan Skema Power Supply CT dan Non CT



1. Rangkaian Power Supply CT 12v


skema power supply

Skema diatas menggunakan trafo CT dan dua buah dioda yang berperan sebagai penyearah gelombang penuh dan bagian Center Tap (CT) berperan sebagai ground. Anda bisa mencoba skema diatas jika ingin merakit power supply CT 12v sederhana.

2. Diagram Dual Power Supply 15v untuk Preamplifier


rangkaian power supply ct

Skema power supply ini cocok bagi Anda yang sedang merakit preamplifier dengan tone kontrol sepenuhnya. Nah kebanyakan orang memilih IC 7815 dan 7915 untuk merakit power supply ini. Alasannya adalah:
  • Murah - Kebanyakan IC seri 78xx dan 79xx dijual dengan harga terjangkau.
  • Mudah digunakan - Hanya memiliki 3 pin saja, yaitu input, ground dan output.
  • Kualitas yang bagus - IC seri ini mampu menjaga tegangan konstan dan sudah dilengkapi dengan overload protection atau proteksi beban berlebih.

Lalu bagaimana cara kerja skema dual power supply 15v ini?

Untuk merakitnya pastikan trafo bertegangan 240v/220v. Arus kumparan sekunder tengah harus memiliki tegangan 15v - 18v pada 1 ampere atau lebih tinggi.

Dual power supply 15v ini ditenagai oleh trafo, lalu tegangan AC 220v dialirkan ke lilitan primer. Kemudian menghasilkan 3 tegangan rail, yaitu: 15v AC, 15v AC dan 0v dari lilitan sekunder.

Kemudian arus mengalir melalui full-wave bridge rectifier (penyearah gelombang penuh) yang terdiri dari empat dioda 1A dengan nilai 100 PIV. Setelah itu, arus mengalir lagi ke kedua kapasitor C1, C2 (2.200 uF / 15v) sebagai penyaring dan pemasok dual rail +21VDC, OV, -21VDC.

Sedangkan C3 & C4 0.22uF berfungsi untuk menyaring sinyal noise pada tegangan DC yang kemudian tegangan DC ini diarahkan menuju dua IC Regulator DC.
  • LM7815 mempertahankan tegangan positif 15v.
  • LM7915 mengontrol tengan negatif -15v.
  • Setiap IC mampu memberikan output maksimum sekitar 1A.

Kapasitor C5, C6, C7, C8 digunakan untuk memperhalus dan menyaring arus pada output DC. Sedangkan LED1 adalah lampu power dengan R1 sebagai pembatas arus.

3. Rangkaian Power Supply 12v 2A Sederhana


skema psu

Ini adalah salah satu rangkaian skema power supply populer yang mampu mengkonversi tegangan AC 220v menjadi DC 12v dengan beberapa gabungan dari komponen elektronik. Secara serhana, cara kerja power supply 12v ini adalah sebagai berikut:

Pada skema diatas, tegangan AC 220v 50hz terhubung ke sirkuit sakelar ON/OFF (S1) dan sekring (F1) sebagai pemutus jikalau ada arus berlebih.

Kemudian tegangan mengalir melalui trafo 2A untuk mengubah tegangan menjadi 12v AC. Lalu dialirkan lagi menuju kedua dioda seperti skema diatas untuk mengkonversi tegangan AC ke DC.

Sedangkan kapasitor berfungsi sebagai penyaring arus DC dan LED1 adalah lampu power dengan R1 sebagai pembatas arus.

Sebelum merakit skema power supply 12v diatas, ada beberapa bahan yang perlu disiapkan. Yaitu sebagai berikut:
  • Lampu LED
  • F1: Sekring 1A
  • S1: Sakelar ON/OFF
  • R1: Resistor 1.2K 0.5W
  • D1, D2: 1N5402, Dioda 3A
  • T1: 12V CT 12V, transformator 2A
  • C1: 2.200uF 25V Kapasitor Elektrolit
  • Paku 0,5 inchi, kabel tembaga dan, AC line power

4. Power Supply DC Variable LM317


skema power supply non ct

Mungkin ini bisa menjadi pilihan skema sederhana power supply untuk pemula. Rangkaian ini menggunakan LM317 Variable yang dapat memasok tegangan output mulai dari 1.2v hingga 30v pada arus maksimum 1.5A.

Tentunya power supply ini cocok bagi yang ingin menyesuaikan tegangan 1.25v dan 35v dengan arus hingga 1 ampere. Selain itu, rangkaian ini sangat sederhana karena bisa dirakit dengan satu IC saja, yaitu LM317 Variable power supply.

LM317 atau LM117 seri Adjustable memiliki 3 terminal tegangan yang mampu memasok lebih dari 1.5A, 1.2v hingga output kisaran 37v. Berikut spesifikasi dari kedua IC tadi:
  • Regulasi Garis 0,01%
  • Regulasi Beban 0.3%
  • Mencegah suhu deposisi.
  • Proteksi short pada sirkuit. 
  • Toleransi Tegangan Output 1%
  • Tanpa ripple dengan rasio 80dB
  • Tegangan input maksimum 40V

Bagaimana Cara Kerjanya?

Pertama, trafo T1 seperti pada skema diatas berfungsi untuk menurunkan AC 220v ke AC 24v menuju ke dioda bridge rectifier D1(1N4001) dan D4(1N4001).

Sementara itu, tegangan DC yang masuk ke filter kapasitor C1 bernilai DC 35v, tegangan output dari IC1 tergantung pada pin tegangan Adj dari IC atau untuk menyesuaikan VR1.

VR1 berfungsi untuk mengontrol tegangan DC output 1.25v hingga 30v (32v) atau tegangan maksimum hingga 37v pada 1.5A.

5. Skema Regulator Power Supply 78xx


rangkaian power supply ct

Kenapa harus memilih regulator 78xx? Alasannya, sederhana IC 78xx bisa dirakit menjadi regulated power supply (power supply yang dapat menjaga kestabilan tegangan) dan memberikan tegangan output antara: 5V, 6V, 9V, 10V, 12V, 15V, 18V, 24V pada arus maksimum 1.5A.

Komponen yang digunakan pada skema PSU regulator ini juga cukup banyak tersedia dipasaran. Skema diatas menggunakan IC 78XX atau dikenal dengan IC seri 7800. Anda juga bisa dengan mudah menyesuaikan tegangan output mengikuti seri IC berikut:
  • 6V menggunakan IC-7806
  • 8V menggunakan IC-7808
  • 9V menggunakan IC-7809
  • 10V menggunakan IC-7810
  • 12V menggunakan IC-7812
  • 15V menggunakan IC-7815
  • 18V menggunakan IC-7818
  • 24V menggunakan IC-7824
  • 5V menggunakan IC-7805 (Regulator Tegangan 5V)

6. Variable Power Supply 0-50v, 3A


skema power supply 3a

Regulator ini adalah rangkaian variable power supply 0-50v, yang mana Anda bisa dengan mudah mengatur tegangan output mulai dari 0v hingga 50v dengan arus minimal 3A. Tetapi yang terpenting adalah proteksi tegangan berlebih yang akan langsung terputus jika terjadi short.

Skema power supply ini bisa dikatakan sangat cocok untuk berbagai eksperiment elektronik, karena rangkaian ini menggunakan IC LM723 yang memiliki performa cukup baik.

Lalu bagaimana cara kerja power supply ini? sederhananya seperti berikut:
  1. Pertama, tengan AC dari trafo T1 dialirkan melalui dioda D1-D4 ke rectifier lalu ke tegangan DC.
  2. Kedua, filter kapasitor C1 yang menyaring tegangan DC menjadi lebih halus sebelum dilanjutkan ke R1, R2 ke TR5.
  3. IC1 pada skema diatas berfungsi untuk mengontrol tegangan pada pin OUT dengan menyesuaikan VR1 yang dapat mengatur tegangan antara 0-50volt.
  4. R1 dan R2 untuk membatasi arus beban berlebih, kedua resistor ini bekerja sama dengan dua transistor TR1 dan TR2.
  5. Ketika arus overload, TR1 dan TR2 mulai bekerja. Kemudian muncul tegangan output pada lead E TR2 melalui LED1 menuju 2 pin pada IC1. LED1 sebagai lampu alarm.

7. Skema Variable Power Supply 3A, 0-30v


skema rangkaian power supply

Tidak jauh berbeda dengan skema rangkaian power supply sebelumnya, variable power supply 0-30v / 3A juga perlu Anda coba. Karena Anda bisa menyesuaikan tegangan output 0v hingga 30v pada arus 3A dan memiliki proteksi beban berlebih.

Selain itu, ini adalah high-efficiency menggunakan IC regulator UA723 dan power transistor TIP3055, jadi ini bisa dikatakan sebagai power supply sederhana terbaik dengan biaya perakitan yang terjangkau.

Kenapa Anda harus merakit skema power supply variable 0-30v, 3A? Ini alasannya:
  • Desain modern.
  • Tegangan output yang dapat disesuaikan: 0-30VDC.
  • Mampu menghasilkan tegangan output yang memberikan daya hingga 3A.
  • Murah - komponen yang dibutuhkan bisa ditemukan dengan mudah dan harganya terjangkau.

Berikut cara kerjanya:
  • Mengurangi tegangan AC: Tegangan AC utama diarahkan ke trafo mengurangi tegangan dari AC tinggi ke AC rendah.
  • Rectifier AC ke DC: Kemudian tegangan AC rendah mengalir ke dioda bridge (D1-D4)
  • Unregulated DCV: C1 berperan sebagai kapasitor filter agar tegangan pulsa menjadi arus searah (DC) yang stabil. 
  • Sirkuit Regulator DC: Tegangan yang sudah disaring oleh C1 kemudian sampai ke IC1 dan beberapa komponen lainnya. Komponen tersebut menjaga tegangan konstan, bahkan jika beban arus overload, maka tegangan akan tetap stabil.

8. PSU Regulator Adjustable 3A Sederhana dengan LM350


skema adjustable power supply

Jika Anda membutuhkan skema power supply sederhana 3A dengan kualitas yang bagus, maka rangkaian ini bisa Anda coba. Banyak orang yang merekomendasikan LM350 sebagai komponen untuk membuat regulator adjustable.

Ini adalah IC regulator 3A untuk power supply DC adjustable yang dapat menghasilkan tegangan mulai dari 1.25v hingga 35v. 

Cara kerja IC LM350 juga cukup sederhana, berikut ringkasannya:
  1. Ketika S1 (lihat skema diatas) ditekan maka power supply akan menyala. ACV akan mengalir melalui F1 sebagai proteksi jika ada beban berlebih (overload) atau terlalu banyak tegangan output.
  2. Kemudian ACV akan masuk ke trafo yang berperan untuk menurunkan tegangan AC tinggi ke tegangan AC-18v yang lebih rendah, lalu dilanjutkan ke dioda bridge (BD1) untuk mengkonversi AC ke DC.
  3. Kemudian dilanjutkan lagi menuju kapasitor elektrolit C1-4700uF untuk menyaring tegangan pulsa dari trafo menjadi arus DC yang lebih stabil.

Jika Anda memutuskan untuk membuat power supply sederhana ini menggunakan skema diatas, maka Anda perlu siapkan beberapa komponen berikut:

Kapasitor C3: 47uF 35V, Elektrolit
C5: 100uF 50V, Elektrolit
C7: 0,01uF 50V, Keramik
C6: 1000uF 16V, Elektrolit
C1: 4700uF 35V, Elektrolit
C2, C4: 0.1uF 50V, kapasitor Keramik atau Mylar
Dioda D1-D3: 1N4007, Dioda 1A 1000V
Resistor R1, R2: 120Ω resistor 0,5W
IC1 LM350T 3 terminal positif tegangan regulator 3Amp
S1 Saklar On-Off atau SPST
F1 Sekring 0.5A-1A
VR1 Resistor Variabel 5K (B)
BD1 Dioda Bridge 4A 200V
T1 Trafo sekunder 3A 18V ke 21V
Lainnya Heatsink, PCB Berlubang, Kabel, Kipas DC, voltmeter LED, dan lainnya

Alasan Kenapa Harus Menggunakan Power Supply Linear


Sebenarnya ada cukup banyak jenis dari power supply, namun secara singkat power supply bisa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
  • Power Supply Linear
  • Power Supply Switching Mode

Lalu Bagaimana Cara Kerja PSU Linear?


Pertama, tegangan AC disalurkan ke power transformator dengan tujuan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Kemudian diubah menjadi tegangan DC yang akhirnya diterapkan pada papan sirkuit regulator.

Sedangkan Power Supply Swiching mode memiliki cara kerja yang berbeda, yaitu mampu mengubah tengan AC ke DC secara langsung tanpa trafo lalu tegangan DC ini dikonversi lagi menjadi sinyal AC dengan frekuensi tinggi.

Power Supply Linear vs Swiching Mode, Mana yang Lebih Baik?


Menurut kami, Power Supply Linear lebih baik dibandingkan switching mode. Mengapa? berikut kelebihan dari power supply linear:
  • Tidak berisik.
  • Sirkuit diagram yang sederhana.
  • Sangat stabil, tahan lama, dan tangguh.
  • Tingkat kebisingan rendah, EMI dan delay.

Sedangkan yang jenis Swiching mode justru sebaliknya. Tetapi itu semua tergantung dengan kebutuhan power supply yang ingin Anda rakit.

Demikian artikel singkat mengenai kumpulan skema power supply CT dan non CT sederhana yang mungkin bisa Anda gunakan untuk merakit rangkaian power supply sendiri.

Lihat juga:
Tengku Khamzah Fauzi
Saya senang berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pembahasan elektronik dan teknologi. Bagi saya, menulis adalah cara untuk terus belajar dan berbagi dengan komunitas.
Gabung Forum Teknisi Indonesia Sekarang! Klik Tombol "Gabung" untuk saling berbagi pengalaman dengan Teknisi Indonesia.